Kebebasan Dalam Islam

Artikel1,347 views

Oleh: H. Albar Sentosa Subari*

Islam datang membawa ajaran mengenai prinsip prinsip kebebasan.
Amirul mukminin Umar bin Khattab menegaskan dengan kata kata yang terkenal hingga sekarang, Mulai kapan kalian berhak memperbudak manusia, bukan kah semua manusia dilahirkan oleh ibu ibu mereka sebagai manusia merdeka. Imam Ali bin Abi Thalib dalam wasiat nya antara lain berkata. Jangan sekali kali engkau menjadi budak orang lain, karena Allah SWT menciptakan dirimu sebagai manusia merdeka. Menurut asalnya, berdasarkan ciptaan Allah dan berdasarkan asal kelahirannya, semua manusia adalah bebas merdeka.
Mereka berhak kebebasan, sebab mereka bukan budak. Agama Islam datang dengan membawa ajaran yg mengakui dan menetapkan prinsip kebebasan dalam zaman di mana, sebagai manusia diperbudak oleh bagian manusia yang lain.
Perbudakan dalam semua hal:
Perbudakan pikiran, perbudakan politik, perbudakan sosial, perbudakan ekonomi, perbudakan agama dan semua segi kehidupan manusia. Terutama saat saat mereka diarahkan untuk memilih sesuatu pilihan misalnya saat pemilu. Kebanyakan telah diperbudak dengan janji janji, sumbangan dengan motif minta suara dan lain sebagainya.
Islam mengakui dan menetapkan prinsip prinsip kemerdekaan: Kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berkeyakinan, kemerdekaan berbicara, kemerdekaan mengkritik, yang semuanya itu merupakan prinsip kemerdekaan yang menjadi hak dan dituntut oleh semua manusia. Islam datang sebagai agama, mengakui dan menjadi prinsip kemerdekaan memeluk dan kemerdekaan berkeyakinan. Islam sama sekali tidak membolehkan tindakan memaksa orang lain.
Prinsip kebebasan berpikir sebagai mana QS. Saba : 46. Katakanlah ( hai Nabi). Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kalian satu hal saja, yaitu hendaklah kalian menghadapkan diri kepada Allah berdua -dua atau sendiri sendiri, kemudian berfikir lah.
Islam juga mengecam yang hanya mengikuti selera nafsu para pemimpin tanpa berfikir menurut saja kemauan orang besar dan pemimpin pemimpin, kemudian pada hari kiamat kelak mereka berkata:
Kami mentaati pemimpin pemimpin kami dan pembesar pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar ( QS. Al-Ahzab: 67.)
Allah SWT bahkan mencela keras orang yang hanya mau meniru dan ikut ikutan tanpa pengertian. Mereka disebut bagaikan ternak bahkan lebih sesat
QS. Al_ A’raf: 179.
Mereka punya hati tetapi tidak menggunakan nya untuk dapat mengerti, mereka mempunyai mata tetapi tidak menggunakan nya untuk melihat ( tanda tanda kebesaran Allah). Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak menggunakan nya untuk mendengarkan ( firman firman Allah). Mereka itu bagaikan hewan ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itu adalah orang orang yang lalai .
Islam hanya mengakui kemerdekaan berpikir, kemerdekaan menguji ilmu, kemerdekaan berbicara, meluruskan yang bengkok, kemerdekaan berakidah dan kemerdekaan memeluk agama. Itulah prinsip kemerdekaan yang menjadi tumpuan kehidupan, kemudian kemerdekaan mengadakan perjanjian yang bermaksud baik, kemerdekaan bermuamalat tanpa mengganggu orang lain. Itulah kaidah umum syariat.
Kemerdekaan yang merugikan atau membahayakan orang lain atau diri sendiri, wajib dilarang dan dicegah. Setiap individu wajib menyadari, bahwa ujung kemerdekaan individu nya merupakan titik permulaan kemerdekaan orang lain.
Ketertiban itulah yang membatasi kemerdekaan pemakai jalan. Ia tidak boleh menabrak orang atau kenderaan lain, tidak boleh mengganggu dan menerjang pejalan kaki, tidak boleh melanggar peraturan lalu lintas.
Setiap agama dan setiap peraturan pasti mempunyai pembatasan pembatasan seperti itu. Itulah yang dibawa agama Islam. Semuanya itu merupakan keutamaan keutamaan yang dicapai oleh umat manusia. (**)

*Penulis adalah pengamat Sosial dan Keagamaan di Sumatera Selatan

Komentar