Palembang, Arungmedia.com—– Kemajuan teknologi AI perlu untuk diantisipasi, terutama untuk mencegah tindakan yang dapat merugikan para penggunya. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah mencegah peluang bagi para penipu untuk mengembangkan empat skema penipuan yang wajib untuk diantisipasi :
1. Deepfake dalam Email Bisnis (BEC)
Pelaku menyamar jadi atasan atau klien lewat suara atau video palsu yang tampak meyakinkan. Mereka
meminta transfer uang atau data sensitif dengan alasan administratif atau bisnis mendesak .
2. Chatbot Penipu Asmara|
Pelaku menyamar sebagai orang yang dicintai korban melalui aplikasi chat, menggunakan AI untuk mendekati
dan membangun kepercayaan.Setelah terjalin hubungan virtual, mereka meminta uang dengan berbagai
alasan emosional .
3. Skema “Pig Butchering” Massal
Penjahat memakai AI untuk mengelabui korban lewat platform investasi palsu dan tawaran keuntungan cepat.
Setelah korban sukses coba menanam modal awal, mereka tergiur menambah dana—dan tiba-tiba segalanya
lenyap .
4. Bukti Transfer dan Verifikasi Palsu
AI dipakai untuk memanipulasi screenshot bukti transfer, memuat label bank, logo, dan tanggal agar mirip
versi resmi.Sering menyasar penjual online, mengklaim pembayaran sudah masuk—padahal tak pernah benar-
benar terjadi .
Tips Menjaga Diri dari Modus AI
1. Verifikasi langsung lewat bank, jangan hanya mengandalkan teks atau screenshot bukti transfer.
2. Hati-hati dengan akun tidak dikenal, apalagi yang tiba-tiba mengaku sebagai orang dekat.
3. Cek sumber dan kredibilitas platform investasi sebelum menanam dana.
4. Waspadai permintaan transfer mendesak—selalu tanyakan detil dan minta verifikasi resmi.
Modus penipuan yang memakai AI saat ini makin canggih: deepfake, chat asmara, investasi palsu, dan bukti transfer bodong. Kunci utamanya adalah verifikasi langsung, skeptisisme terhadap pesan tak jelas, dan edukasi diri agar tidak menjadi korban.