Gaza, Arungmedia.com—- Serangan israel ke Gaza Palestina telah meluluhlantakan ribuan rumah dan fasilitas publik, termasuk diantaranya sejumlah rumah sakit . Bahkan, berdasarkan keterangan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Gaza, Mohammad Abu Salmiyah Rumah sakit terbesar di Jalur Gaza ini berhenti beroperasi setelah tiga hari tidak mendapatkan listrik akibat konflik yang terjadi.
” Semuanya sudah rusak, kita tidak bisa lagi berbicara tentang rumah sakit. Ini cuman tembok untuk orang-orang yang meninggal karena tidak mendapat pengobatan. Lihatlah kondisinya sekarang, semua ‘berubah’ menjadi kuburan massal karena banyaknya pasien akhirnya meninggal karena tidak bisa mendapatkan perawatan, ” tuturnya dikutip dari France24, Rabu (15/11/2023).
“Ini adalah kuburan massal. Sejak tadi pagi tujuh orang meninggal karena kekurangan oksigen. Tiga orang meninggal dalam perawatan intensif dan satu lagi di ruang operasi,” sambungnya.
Staf medis Al-Shifa tidak bisa memberikan perawatan apapun pada seluruh pasien yang terdiri dari pasien penyakit, korban luka, hingga anak-anak. Rumah sakit tidak memiliki listrik, air, atau oksigen yang berguna untuk merawat pasien.
“Saat ini ada pasien anak yang mengidap penyakit jantung berjuang untuk hidupnya setiap menit karena kami tidak bisa menyediakan oksigen lagi,” ujarnya.
“Segalanya sudah terhenti bahkan bank darah rumah sakit pun tidak berfungsi. Tidak ada pasien yang butuh darah yang bisa mendapatkannya,” pungkasnya.
Hingga saat ini ada 179 jenazah yang telah dikebumikan secara massal di lingkungan kompleks RS Al-Shifa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini di Al-Shifa sangat mengerikan dan berbahaya. Laporan menyebutkan adanya baku tembak dan pengeboman yang terus terjadi di wilayah tersebut. Jumlah pasien yang meninggal meningkat secara signifikan.
“Tidak adanya listrik, air, dan internet sangat mengganggu kemampuan Al-Shifa untuk menyediakan layanan. Sayangnya rumah sakit tersebut tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit,” ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Sementara itu dilansir dari Al Jazeera, Rabu (15/11/2023) Ahmed Mokhallalati, dokter ahli bedah Rumah Sakit(RS) al-Shifa di Gaza, Palestina, mengatakan tank tempur dan buldoser Israel telah memasuki kompleks al-Shifa. Menurutnya, penembakan besar-besaran dan ledakan terus terdengar.
“Kami melihat tank dan buldoser di kampus pusat ini, ” katanya.
Sebelumnya, Militer Israel mengklaim bahwa mereka telah memulai operasi militer di dalam RS al-Shifa. Mereka berdalih memburu para milisi kelompok Hamas di sekitar fasilitas medis terbesar di Gaza tersebut. “Saat ini, pasukan IDF sedang beroperasi melawan organisasi Hamas, di bagian tertentu di Rumah Sakit al-Shifa,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel IDF Daniel Hagari di media sosial X.
“Operasi ini didasarkan pada informasi intelijen dan kebutuhan operasional. Tindakan tersebut tidak dimaksudkan untuk merugikan pasien, staf medis, dan warga yang tinggal di rumah sakit,” ujarnya.
Komentar