ARUNG. Demontrasi mahasiswa menentang pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja tanggal 8 dan 9 Oktober 2020 lalu, masih menyisakan kepedihan. Mereka adalah orang tua dari Barthan Bin Thohir, Awab bin Amrullah, Reza Nugraha, dan Rudy Nouval bin Ismet. Keempat orang tua tersebut menemui Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru untuk menyampaikan penahanan anak mereka. HD baru tau jika masih ada mahasiswa yang ditahan di Polda Sumsel terkait demo Omnibus Law Cipta kerja tersebut. Dia sangat terkejut dan mengaku kaget. “Ngapo baru sekarang kito ngomong,” ujarnya Senin (9/11) saat menerima perwakilan orang tua mahasiswa yang masih ditahan.
Orang nomor satu di Sumsel ini bertatap muka dengan perwakilan keempat orang tua mahasiswa di kantornya jalan Kapten A Rivai Palembang.HD, sapaan akrabnya, menyayangkan keterlambatan laporan ke empat orang tua mahasiswa kepadanya. Namun Deru yang juga Ketua Partai Nasdem ini berjanji akan membicarakan masalah mahasiswa yang ditangkap dan ditahan ini ke Kapolda Sumsel dan Kajati Sumsel. Melalui Asisten 3 yang mendampinginya, keempat orang tua mengkuasakan surat permohonan pembebasan 4 mahasiswa kepada Gubernur Sumatera Selatan untuk diteruskan kepada Kapolda agar dibebas murni sehingga mereka dapat kuliah lagi. Mengingat 4 mahasiswa ditahan selama 4 pekan tanpa ada kejelasan status tahanan. “Jika memang sudah tahanan kejaksaan, makanan masih dari Polda. Perpanjangan masa tahanan tidak ada pemberitahuan kepada pihak keluarga, tidak ada surat Pemberitahuan Dimulainya Penyelidikan (SPDP) hanya diberitahu jaksa yang akan menuntut,” ujar salah satu orang tua. “Penahanan ini cacad hukum dan tidak mengenai unsur,” kata Thohir orang tua Barthan ke Prof Edward Juliarta, Asisten 3 di ruang ketjanya terkait pasal yang disangkakan sebagaimana pengenaan pada pasal 170 KUHP sebagaimana tuntutan Kasubdit Jatanras Kompol Suryadi karena tidak ada korban jiwa dan barang yang rusak. “Sangkaan pasal ini lebih ke pada 406 KUHP karena itu bebas murni.” pungkas orang tua M Barthan. Amuk massa adalah aksi orang banyak. Apalagi ini sebab dari represif gas airmata petugas yang tidak bersikap humanis menjaga demo dan fasilitas umum, sehingga berakhir bentrok. (Icek/Reportasejambi)
Komentar